“MENOLAK LUPA” TRAGEDI ASAP 2015 DI PULANG PISAU

PULANG PISAU – Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Indonesia khususnya di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah pada tahun 2015 bukanlah sekadar bencana yang menghanguskan pepohonan, merusak ekosistem hutan, dan menyemburkan emisi karbon ke udara, tetapi adalah sebuah tragedi kemanusiaan yang menyebabkan lebih dari 600 ribu orang menderita ISPA, dan sekitar 60 juta orang terpapar asap di Pulau Kalimantan. Selain itu, sekitar 600 komunitas adat dan masyarakat lokal yang hidup di dalam dan sekitar hutan yang terbakar terpaksa harus mengungsi.

Kebakaran hutan dan lahan semakin layak disebut sebagai tragedi kemanusiaan jika melihat dampak dari kabut asap yang berimbas pada berbagai sektor kehidupan masyarakat secara luas. Di sektor pendidikan, kabut asap telah melumpuhkan aktivitas belajar-mengajar yang menyebabkan 4,7 juta siswa tidak bisa mengikuti pelajaran akibat ditutupnya 24.773 sekolah.

Distribusi barang dan kebutuhan pokok masyarakat terganggu akibat lumpuhnya sektor perhubungan, bahkan 35 bandara terpaksa harus menghentikan operasinya selama puncak peristiwa kebakaran. Dampak kebakaran hutan dan lahan juga dirasakan oleh industri pariwisata dan sektor bisnis lainnya.

Banyak cerita di balik peristiwa kebakaran hutan dan lahan yang tidak sepenuhnya diketahui oleh masyarakat luas. Cerita yang kerap terdengar lebih sering menonjolkan faktor alam dan musim kemarau yang panjang, dalam mengantisipasi kebakaran hutan.

Kita semua seakan abai mengembangkan strategi yang komprehensif untuk mencegah peristiwa ini terulang kembali saat peristiwa kebakaran hutan dan lahan di tahun 2015 silam.

Mari Para Sahabat Polri bantu kami, kita bersama-sama menjaga Hutan Kalimantan dari Kebakaran dan Kabut Asap sehingga hutan kita menjadi asri dan kita bisa bebas terkena penyakit ISPA yang dapat merenggut nyawa siapapun.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *